Dunia
Pendidikan telah mengalami kemajuan pesat seiring dengan kemajuan Teknologi
Informasi. Akibatnya, metode pendidikan lama atau konvensional dirasakan menjadi
kurang efektif karena terbentur masalah ruang dan waktu. Dan Teknologi
Informasi menawarkan metode pendidikan baru yang dinamakan metode E-Learning.
Fungsi
E-Learning
E-learning
adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan
kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies
seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web
dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat
lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi
pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran,
electronic voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari
penggunaan media yang berbeda [Thomas Toth, 2003; Athabasca University,
Wikipedia].
Dapat
disimpulkan bahwa E-learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
Perbedaan
Pembelajaran antara Metode Tradisional dan Metode E-Learning yaitu pada Metode Tradisional,
seorang guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk
menyalurkan ilmu pengetahuannya kepada siswa atau mahasiswa.
Sedangkan
pembelajaran pada Metode E-Learning seorang siswa atau mahasiswa dituntut untuk
dapat mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya.
Suasana pembelajaran dengan Metode E-Learning akan ‘memaksa’ pelajar memainkan
peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan
mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Manfaat
E-Learning
Metode
pembelajaran e learning yang dilakukan di sekolah-sekolah ataupun universitas
memiliki beberapa manfaat antara lain:
1. Menghemat biaya pendidikan (pembelian
buku-buku sekolah/kuliah, alat tulis-menulis)
2. Siswa / mahasiswa memiliki waktu yang
fleksibel dalam belajar
3. Dapat digunakan di seluruh penjuru Indonesia
4. Menghemat biaya perjalanan ke sekolah/kampus
5. Mendidik siswa/mahasiswa menjadi lebih
mandiri dalam proses belajar mengajar
Tujuan
E-Learning
Penggunaan
metode belajar e learning di Indonesia mulai digunakan di beberapa di sekolah
ataupun universitas yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tujuan
pembelajaran E-Learning adalah :
1. Siswa atau mahasiswa dapat belajar mandiri tanpa harus bertatap
muka langsung dengan guru atau dosen yang bersangkutan
Contoh universitas yang memilih
metode pembelajaran E-Learning sebagai metode yang digunakan dalam proses
belajar mengajar sehari-hari yaitu Universitas Terbuka (UT) yang berdomisili di
Pamulang, Tangerang, Banten.
2. Siswa atau mahasiswa mendapatkan materi pembelajaran mereka tanpa
harus membeli buku aslinya.
Materi pembelajaran mereka ada di
dalam E-Book dan E-Book ada di dalam sebuah CD atau DVD. E-Book tersebut
nantinya akan berisi materi-materi yang sesuai dengan kurikulum siswa atau
mahasiswa tersebut. Maka dengan adanya ebook bisa menghemat siswa dalam biaya
pembelian buku-buku sekolah ataupun kuliah.
Jangkauan
E-Learning
1. Pembelajaran Jarak Jauh.
E-Learning memungkinkan siswa atau mahasiswa menimba
ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Siswa atau mahasiswa bisa berada
di Semarang, sementara “Guru atau Dosen” dan pelajaran yang diikuti berada di
tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time
ataupun secara off-line atau archieved.
Siswa atau mahasiswa belajar dari komputer di
kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan
Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan.
Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia
materi di kampus / universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Siswa
atau mahasiswa bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat darimana ia mengakses
pelajaran.
2. Pembelajaran dengan Perangkat Komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan
perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan
koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang
terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, siswa atau mahasiswa dapat berpartisipasi
dalam e-Learning.
Jumlah siswa atau mahasiswa yang bisa ikut berpartisipasi
tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan
kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada
kondisi dari Guru atau Dosen.
3. Pembelajaran Formal vs. Informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran
secara formal maupun informal. E-Learning secara formal,
misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes
yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak
terkait (pengelola e-Learning dan siswa atau mahasiswa sendiri).
Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya
tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak
jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan ( biasanya perusahan
konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk
umum.
E-Learning bisa juga dilakukan secara
informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing
list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan
yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu
pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
4. Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli
di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan
hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan,
ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing,
yaitu:
a. Subject Matter Expert (SME) atau narasumber dari
pelatihan yang disampaikan
b. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara
sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan
memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah
dan lebih menarik untuk dipelajari.
c. Graphic Designer (GD), mengubah materi text
menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang,
efektif dan menarik untuk dipelajari
d. Ahli bidang Learning
Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalulintas
interaksi antara instruktur dengan siswa, antar siswa dengan siswa lainnya.
Di sini, siswa atau mahasiswa bisa melihat modul-modul
yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan,
serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, narasumber lain,
dan siswa atau mahasiswa lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas
dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang
diperoleh.
E-Learning tidak
diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional
di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.
Jenis / Tipe
E-Learning
1. Sistem Instruksi Berbasis Komputer
(computer-assisted instruction).
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama
kali diperkenalkan oleh universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan
menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction)
dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang
sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
2. CBT (Computer-Based Training)
Tahun 1990 adalah era CBT (Computer-Based
Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC
standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan
maupun multimedia (Video dan Audio) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat
sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan
diproduksi secara masal.
3. LMS (Learning Management System)
Tahun 1997 adalah era LMS
(Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet,
masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi
yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan
jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.Perkembangan
LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability
antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar.Bentuk standar yang muncul
misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee),
IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4. Aplikasi E-learning berbasis Web
Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning
berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web
berkembang secara total, baik untuk siswa atau mahasiswa (learner) maupun
administrasi belajar mengajarnya.
LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan
multimedia, video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan
format data yang lebih standar dan berukuran kecil.
Untuk
menyampaikan pembelajarannya, E-Learning tidak harus selalu menggunakan
internet. Banyak media -media lain yang dapat digunakan selain internet.
Seperti intranet, cd, dvd, mp3, PDA dan lain-lain.
Penggunaan
teknologi internet pada e-learning umumnya dengan pertimbangan memiliki
jangkauan yang luas. Ada juga beberapa lembaga pendidikan dan perusahaan yang
menggunakan jaringan intranet sebagai media e-learning sehingga biaya yang
disiapkan relatif lebih murah.
Keuntungan
lain belajar dengan metode e-learning seperti menghemat waktu , mengenhemat
biaya perjalanan, menghemat biaya pendidikan, menjangkau wilayah geograis yang
luas dan melatih kemandirian para pelajar dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan.semoga metode pembelajaran ini menjadi solusi pendidikan di
indonesia.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.