1. Pengubahan Biner ke Desimal
Berikut ini prosedur pengubahan bilangan biner menjadi bilangan desimal. Misalnya, diberikan bilangan 110011B. Pertama kali dituliskan bilangan biner sebagai berikut. (Akhiran B untuk menyatakan bahwa angka di depannya adalah bilangan biner (demikian juga D untuk desimal, H untuk heksadesimal, O untuk oktal).
Gambar 1. Pengubahan bilangan Biner ke desimal
Tambahkan empat bilangan desimal untuk mendapatkan ekuivalen desimal. Maka akan didapatkan bahwa biner 110011B sama dengan angka desimal 51D.
2. Pengubahan Desimal ke Biner
Pada saat bekerja dengan peralatan elektronik digital, seringkali harus dapat mengubah bilangan desimal ke bilangan biner. Pembahasan selanjutnya dengan suatu metode yang membantu menyelesaikan pengubahan ini.
Salah satu cara mengubah bilangan desimal 13 ke bilangan biner, adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Pengubahan bilangan Desimal 13D ke biner 1101B
Pengubahan bilangan pada Gambar 2. dimana bilangan 13D sama dengan bilangan biner 1101B.
3. Binary Code Decimal (BCD)
Sistem sandi BCD digunakan untuk menyandikan bilangan desimal kedalam bentuk biner. untuk melakukan konversi bilangan desimal ke bilangan biner, silahkan pelajari materi sebelumnya tentang Konversi bilangan biner.
Tabel 1 Kode BCD |
Pada sistem penyandian BCD, setiap bilangan desimal akan diuraikan dan disandikan berdasarkan sistem biner. Dalam menyandikan setiap digit bilangan desimal, diperlukan empat bit biner. Perhatikan contoh berikut!
Contoh :
Bagaimana sebuah bilangan desimal 975 akan disandikan menurut sistem BCD?
Penyelesaian :
Bilangan desimal 975 jika diuraikan terdiri atas 3 bilangan, yaitu angka 9 yang bernilai ratusan, angka 7 yang bernilai puluhan dan angka 5 yang bernilai satuan.
- Nilai Desimal 975 menjadi :
- Angka 9 sandi BCD-nya 1001,
- Angka 7 sandi BCD-nya 0111,
- Angka 5 sandi BCD-nya 0101.
Jadi, hasil BCD dari bilangan desimal 975 adalah 1001 0111 0101.
4. Kode ASCII
Sebuah standar Amerika untuk menunjuk sebuah karakter diberi nama American Standard Code for Information Interchange (ASCII), standar ini dapat digunakan untuk membuat kode sejumlah 128 buah karakter.
Kode ASCII pertama digunakan tahun 1963, karena ada penambahan kode beberapa karakter maka kode ini disempumakan pada tahun 1967.
Setiap kode ASCII dinyatakan dalam bilangan heksa, kode ini merupakan cikal bakal sistem komunikasi digital antar perangkat komputer dan merupakan sistem kode yang pertama kali digunakan dalam sistem komputer dan komunikasinya.
Sampai saat ini setiap komputer yang diproduksi menggunakan kode ASCII, baik pada komputer personal, laptop maupun jenis komputer lainnya.
Tabel 2. Kode ASCII
|
Tabel 2 merupakan sistem kode ASCII yang disusun secara matrik, bit ke 1 sampai bit ke 4 menunjukan kode belakang dan bit ke 5 sampai bit ke 7 menunjukan kode depan.
Kode ASCII berdasarkan tabel 2 tersebut merupakan bilangan heksa desimal, jadi untuk karakter A (kapital) dari kolom menunjukan 100 berarti sama dengan 4 dan dari baris menunjukan 0001 yang berarti nilai 1 sehingga kode huruf A adalah 41 dalam bilangan heksa.
Misal ditanyakan berapa kode huruf b dalam heksa berdasarkan kode ASCII, maka jawabnya dilihat pada tabel 2 dari kolom = 110 dan dari baris diperoleh 0010 sehingga diperoleh kode 110 0010 = 62 dalam heksa.
Kode ASCII yang terdiri dari 7 bit akan memiliki pengkodean karakter sejumlah 2⁷ = 128, yaitu mulai dari 000 0000 sampai dengan 111 1111.
Pemanfaatan kode ASCII dalam transmisi data adalah dengan menambahkan 1(satu) bit lagi sehingga kode karakter menjadi 8 bit, fungsi dari bit ke delapan adalah untuk memberikan identitas paritas pada data terkirim.
Penambahan satu bit pariti ini dapat dimanfaatkan untuk menguji apakah data berupa karakter terkirim dengan benar atau tidak, atau dengan kata lain berfungsi untuk deteksi kesalahan bit pada data berupa kode ASCII terkirim.
Dalam menentukan paritas karakter dapat dipilih, yaitu menggunakan paritas genap (even parity) atau diinginkan menggunakan paritas ganjil (odd parity).
Bit pariti akan menjadi bit MSB kode ASCII, sehingga dengan penambahan 1 bit setiap karakter akan membentuk jumlah logika 1(satu) pada kode tersebut.
Jika diharapkan kode dengan paritas ganjil maka jumlah logika 1(satu) harus ganjil, demikian juga jika diharapkan kode berparitas genap maka jumlah logika dalam kode tersebut berjumlah genap.
Misalkan untuk huruf A berdasarkan tabel 2 ditemukan kode 100 0001=(41H), pada kode ternyata memiliki jumlah logika 1 adalah dua buah. Jika diinginkan pengiriman data dengan paritas ganjil maka bit ke delapan sebagai pariti harus berlogika 1, demikian pula untuk kebalikannya jika diinginkan data terkirim dengan paritas genap maka bit ke delapan sebagai pariti harus berlogika 0.
Standar telekomunikasi ITU-T merekomendasikan bit terbesar (MSB) dari kode karakter untuk digunakan sebagai bit paritas, artinya untuk kode ASCII yang menggunakan 7 bit maka bit ke delapanlah sebagai bit paritasnya (lihat contoh untuk karakter A).
============== Suplemen Slide ===================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.