Gambar 45. Blog
TEMPO.CO, Jakarta
- Menulis di blog tak sama dengan menulis di microblog seperti Twitter.
Perbedaan mencolok yang terlihat adalah jumlah karakter yang tersedia.
Selain itu, ide dan argumen yang ditampilkan di Twitter tak seutuh
ketika menulis di blog.
Sayangnya, justru orang kini lebih
senang menulis di microblog. Sebab, banyak pemilik blog yang semula
rajin mengaktualisasi diri lewat tulisan di blog kini beralih ke
jejaring sosial yang hanya butuh tulisan pendek.
Tren ini
terjadi lantaran karakter kreator yang diperlukan untuk membangun sebuah
blog tak dimiliki banyak orang. »Jumlah kreator tidak banyak. Mereka
kebanyakan adalah conversationalist,” kata Nukman Luthfie.
Padahal,
bila sifat kreator dikembangkan, para blogger ini bisa menjadi
conversationalist atau ahli cakap yang lebih berisi. Berikut ini
pandangan Nukman terhadap perkembangan blogger di Indonesia kepada
wartawan Tempo, Erwin Zachri.
Seperti apa awal perkembangan blog?
Dulu, yang namanya media sosial awalnya berbentuk forum. Lalu berkembang ke blog, Friendster, dan kemudian menjadi seperti sekarang.
Perbedaan antara blog dan media sosial?
Blog adalah satu-satunya tempat untuk mengaktualisasi diri dengan tulisan panjang, kalau forum bukan. Blog mulai ramai sekitar tahun 2006. Kemudian muncul Friendster dan Multiply, yang dilengkapi dengan blog.
Adakah pengaruh jejaring sosial terhadap blog?
Media sosial baru muncul dan berekspansi dengan karakter tulisan pendek, seperti Twitter, Tumblr, dan Facebook. Ini memunculkan tren baru dan disukai mereka yang tidak tahan (membaca) tulisan panjang.
Akibatnya,
muncul kasta baru, yakni teknografi sosial—sebagai cara baru memetakan
pasar. Dulu pasar dipetakan secara demografis dan psikografis.
Lantas?
Dengan
perkembangan yang ada dan orang semakin mobile, media sosial dipecah
lagi menjadi kreator dan conversationalist. Kreator adalah mereka yang
punya laman atau blog sendiri yang terus di-update secara reguler,
sehingga media mereka hidup. Conversationalist adalah orang yang suka
mengobrol, punya akun di microblog, dan sangat aktif.
Mereka inikah yang berkembang ?
Orang di level ini sangat susah jadi kreator karena harus menulis panjang. Tapi orang kreator bisa menjadi conversationalist. Terjadi peralihan di sini.
Ini berdampak menurunnya popularitas blog ?
Blog
yang dulu ramai kemudian menurun, dan hanya beberapa yang bertahan.
Memang karakter conversationalist seperti itu. Di Twitter mereka
cerewet. Jumlah kreator memang tidak banyak, yang banyak adalah
conversationalist.
Bagaimana dengan tren memanfaatkan blog untuk menghasilkan uang ?
Orang nge-blog karena ingin menulis. Tapi ada yang nge-blog untuk mencari uang, bukan karena passion. Blog yang bertujuan mencari uang sering kali isinya tidak jelas. Ada data tentang perkembangan mereka ?
Saya tidak tahu. Mereka hanya menjadikan blog sebagai media mencari uang. Sementara (aktivitas) blogger itu sebenarnya menulis.
Sumber : http://id.berita.yahoo.com/wawancara-nukman-luthfie-pudarnya-pamor-blog-081759863.html
Formasi Belajar dengan Piket Absensi 6 7 8 9 10
=========================================
Formasi Baris Pulang dengan Piket Absensi 6 7 8 9 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.